Myspace Marquee Text - http://www.marqueetextlive.com

Friday, October 22, 2010

Pasar Seni ITB 2010: Sebuah Pesan di Balik Suka Cita

Bandung, itb.ac.id – Semarak meriah Pasar Seni ITB 2010 memang patut diacungi jempol. Propaganda yang besar dan menarik telah membuat rasa penasaran masyarakat, tidak hanya di Bandung tetapi juga di kota lain seperti Jakarta. Namun, Pasar Seni 2010 tidak diselenggarakan untuk sekedar menampilkan atraksi kebudayaan dan stand karya seni. Ada sebuah makna dibalik pelaksanaan acara yang mengambil tema “Pasar Seni yang Terlupakan” ini.

Berawal dari berdirinya Tim Grand Design pada bulan September 2008, Pasar Seni ITB 2010 mulai diinisiasi. Konsep yang akan disuguhkan pada acara ini dipersiapkan selama hampir satu tahun hingga akhirnya muncul konsep “Yang Terlupakan”. “Kami ingin agar pengunjung tersadar akan sesuatu yang ternyata sekarang ini sering dilupakan,” ujar Muhammad Zico Albaikuni, Wakil Ketua Pasar Seni ITB 2010.

Pesan Tersirat di Setiap Wahana

Semua wahana yang ada di Pasar Seni ITB 2010 banyak dipadati pengunjung. Tidak hanya menarik, makna akan setiap wahana yang merupakan reaksi dari rangkaian orasi budaya Pasar Seni ITB 2010 benar-benar terasa. Wahana Jamming salah satunya. Teknologi yang ada saat ini seperti telepon seluler maupun situs jejaring sosial di dunia maya membuat masyarakat sedikit melupakan budaya interaksi di Indonesia. Dengan menghilangkan sinyal semua operator telepon seluler, diharapkan pengunjung akan kembali banyak berinteraksi dan bertegur sapa secara langsung.

Kamar Vibrator merupakan reaksi dari orasi mengenai keadaan geografis kota Bandung dan kecenderungan akan terjadinya gempa. Masyarakat dirasa kurang peduli akan keadaan ini. “Waktu sempat terjadi gempa di Bandung, bahkan mahasiswa di sini hanya menanggapinya dengan santai tanpa melakukan tindakan penyelamatan apapun. Padahal waktu orasi dijelaskan, di Bandung sangat mungkin terjadi gempa yang dapat membuat kota ini menjadi seperti telur orak-arik,” jelas Zico. Wahana ini mengajak pengunjung untuk membuka wawasan bagaimana antisipasi jika terjadi gempa.

Wahana Neraka ternyata tidak seseram namanya. Wahana yang masuk ke dalam Zona Melupakan ini menampilkan mini concert dari beberapa pemusik yang benar-benar sangat apik jika ditampilkan secara indoor, bukan di lapangan terbuka. “Penamaan wahana ini sebagai Wahana Neraka secara singkat dapat dikatakan bertujuan untuk menarik banyak pengunjung. Namun, ada makna lain dibalik itu. Kami ingin agar pengunjung dan masyarakat pada umumnya agar tidak memberi cap negatif pada suatu hal hanya dari kulitnya saja,” terang Zico panjang lebar.

Bamboo Beat diharapkan dapat menjadi sarana yang baik untuk menonjolkan kebudayaan angklung Indonesia. Game dianggap sebagai media yang tepat karena sedang menjamur di kalangan masyarakat. Museum Masa Depan menjadi sarana penyampaian kritik akan keprihatinan terhadap keadaan museum Indonesia. Museum hanya digunakan untuk mempelajari sejarah dan tidak ada museum yang digunakan untuk mengabadikan teknologi masa kini. Air Doa, yang menjadi air official Pasar Seni ITB 2010, mewakili kultur masyarakat Indonesia. Air yang diambil dari berbagai mata air di pelosok Bandung ini telah didoakan oleh warga-warga sekitar agar peminumnya mendapatkan kebaikan.

Jalan Seni yang digelar di sepanjang Jalan Ganesha dipenuhi dengan berbagai karya seni yang menarik. Banyak seniman yang menyampaikan kritik akan permasalahan negeri ini melalui seni. Wahana Sawah juga diharapkan dapat mengingatkan pengunjung akan indahnya alam pedesaan dan suasana keakrabannya. Selain itu, wahana ini ada untuk memperkenalkan suatu teknik menanam padi yang berbeda dari yang selama ini dilakukan masyarakat Indonesia. Selain itu, penanaman padi dengan sarana kantong plastik ini juga berangkat dari keadaan Indonesia yang seharusnya surplus beras.

Memandang Karya Seni dari Sudut Berbeda

Replika kapal pinisi yang berdiri megah di tengah boulevard ITB bukan dibuat tanpa arti. Kapal tersebut juga bukan hanya sebuah dekorasi pemanis Pasar Seni. Kapal ini sengaja dibuat untuk mengingatkan masyarakat akan sejarah kapal ini. Kapal merupakan transportasi utama nenek moyang kita dan memiliki peran penting bagi persatuan bangsa ini. Akan terlihat bagaimana analogi kokohnya sebuah kapal pinisi saat melihat replika kapal ini seolah berlayar di tengah lautan manusia yang mengunjungi Pasar Seni ITB 2010.

Patung Tiga Mojang yang sempat menjadi kontroversi malah ditampilkan pada Pasar Seni tahun ini. Patung yang telah dibongkar ini sengaja diangkat pada Pasar Seni ini untuk selanjutnya diadakan diskusi mengenai pandangan masyarakat akan karya seni. “Kami ingin agar tidak semua karya seni dinilai negatif oleh masyarakat,” ungkap Zico.

Ketersampaian Pesan Menjadi Parameter Utama

Selain acara yang menarik, waktu pelaksanaan yang singkat membuat masyarakat penasaran untuk datang ke acara ini. Pengunjung yang datang diperkirakan sebanyak 20.00 orang merupakan sebuah pencapaian yang cukup membanggakan. Namun, kuantitas bukanlah parameter keberhasilan dari Pasar Seni ITB 2010. “Kami selaku panitia ingin membuat pengunjung yang datang menangkap pesan dari setiap suguhan Pasar Seni ini. Kami ingin melihat, apakah masyarakat akan berpikir lebih jauh tentang apa yang kami coba sampaikan. Analoginya, parameter keberhasilan Pasar Seni ini ialah saat mahasiswa teknik memahami seni, saat mahasiswa seni diajak dalam diskusi teknik, dan saat mahasiswa teknik dan seni dapat berkolaborasi membuat sesuatu yang berguna,” ungkap Zico sebelum mengakhiri wawancara.

0 comments:

Post a Comment